Didalam dunia investasi reksadana saham adalah salah satu jenis investasi yang cukup banyak peminatnya. Hal ini terjadi karena return yang cukup menjanjikan. Walaupun dalam investasi terkenal prinsip high risk high return, risiko reksadana saham terbilang tinggi. Namun dengan potensi timbal baik yang semakin tinggi pula. Ada beberapa tips investasi reksadana saham agar mendapatkan keuntungan.
Risiko reksadana saham lebih tinggi jika membandingkannya dengan jenis Reksadana lain seperti Reksadana campuran, Reksadana pendapatan tetap dan Reksadana pasar uang. Namun bagi Anda yang sudah terbiasa dengan risiko reksadana saham tentunya mempunyai cara tersendiri untuk menghindari kerugian.
Reksadana saham ternyata sangat berbeda dengan bermain saham pada umumnya. Investor reksadana saham tidak harus terjun langsung untuk mengamati fluktuasi harga saham. Manajer investasi akan melakukan hal tersebut, namun sebelum Anda memutuskan terjun dalam investasi reksadana saham sebaiknya mengetahui dasar-dasar dan prinsip reksadana saham.
Beberapa tips investasi reksadana saham adalah:
Menentukan Tujuan Rencana Keuangan
Jika selama ini tujuan investasi reksadana saham adalah mencari keuntungan besar dalam waktu yang singkat maka Anda harus meninggalkan prinsip tersebut. Yang terpenting dalam menjalankan investasi yaitu tujuan keuangan jangka panjang. Selalu ingat bahwa reksadana saham kurang tepat untuk Anda yang memiliki target keuntungan investasi di bawah 15 tahun, hal tersebut karena tingginya fluktuasi harga pasar yang selalu berubah.
Investasi reksadana saham sebaiknya untuk Anda yang mempunyai rencana keuangan jangka panjang lebih dari 15 tahun. Jika Anda melakukannya dalam jangka waktu tersebut maka ada kemungkinan Anda akan mendapat return yang sangat tinggi.
Sesuaikan Profil Risiko
Sebelum memutuskan beli reksadana saham, pastikan Anda siap menerima risikonya. Jika Anda membeli reksadana tetapi malah jadi tidak bisa tidur karena khawatir nilainya turun, sebaiknya Anda tidak melakukannya. Pindahkan saja ke aset yang risikonya rendah, misal reksadana pendapatan tetap atau reksadana pasar uang.
Jangan mengambil risiko yang tidak sesuai dengan mental dan kepribadian Anda. Maka dari itu Anda juga harus melakukan analisis terhadap risiko dan sadar secara penuh jika risiko tersebut terjadi.
Cost Averaging
Bila kita menghadapi penurunan nilai investasi, kita bisa menggunakan strategi dollar cost averaging (DCA) atau orang menyebutnya sebagai investasi bertahap, atau rutin. Strategi DCA juga cocok untuk investor yang memiliki modal sedikit tetapi rutin berinvestasi.
Bahkan, menurut riset Syailendra Capital 8 Desember 2020, strategi DCA bisa mengalahkan strategi timing the market (membeli saat murah dan jual saat naik). DCA mengandalkan pengoptimalan biaya (cost) rata-rata investasi dalam jangka panjang, berbeda dengan strategi timing the market yang mengutamakan keahlian investor menentukan bottom (titik terbawah) pergerakan pasar dan masuk dalam jumlah besar.
Melakukan Review Kinerja
Cara terbaik untuk mengetahui kinerja reksadana saham adalah dengan melakukan review kinerja. Tak jarang investor melihat laporan yang ada media massa dengan hasil menggiurkan. Namun jika Anda mengevaluasi berdasarkan kinerja reksadana saham dalam jangka pendek kurang lebih 1 tahun hal itu percuma saja. Hal itu karena reksadana saham hanya dapat menunjukan return sesungguhnya setelah jangka panjang.
Supaya tidak terkecoh dengan hal ini maka Anda perlu data-data yang memperlihatkan konsistensi kinerja dalam kurun waktu yang lama. Tapi karena adanya batasan akses informasi biasanya manajer investasi hanya akan memberikan review selama 5 tahun terakhir. Hal ini jauh lebih baik apabila membandingkannya dengan review jangka pendek selama 1 tahun.
Itulah beberapa tips investasi reksadana saham yang dapat Anda lakukan. memang jenis reksadana saham memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan jenis reksadana lainnya. Akan tetapi Anda harus selalu menyesuaikan dengan tujuan investasi dan kebutuhan Anda.
Komentar Terbaru