Tradisi Jawa Tengah

3 Tradisi Jawa Tengah Yang Masih di Lestarikan

Gourmetamigurumi.comTradisi Jawa Tengah. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi di setiap daerahnya masing-masing, salah satunya adalah Jawa Tengah. Tradisi turun-temurun tersebut masih di lestarikan sampai saat ini.Mulai dari kelahiran, pernikahan hingga kematian. Sedangkan, kebudaannya mulai dari adat istiadat, keagamaan, hingga kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi dan kebudayaan akan terus berjalan apabila masyarakat setempat tetap melaksanakan upaca-upacara tersebut. Tetapi jika berhenti, maka semua yang berkaitan dengan tradisi dan kebudayaan akan hilang sendiri.

Gambar by gramedia.com

Macam-Macam Tradisi Jawa Tengah

Berikut ini macam-macam tradisi yang berada di Jawa Tengah dan masih di lestarikan sampai saat ini, antara lain:

1. Tradisi Wetonan

Tradisi yang pertama adalah wetonan, yang di laksanakan oleh masyarakat suku Jawa Tengah. Acara ini di artikan sebagai upacara untuk memperingati hari kelahiran. Dalam pelaksanaannya ketika bayi telah berusia menginjak 35 hari. Keluarga dari sang bayi akan mengadakan upacara bernama nyelapani sebagai bentuk dasar selapan yang berarti satu bulan atau 35 hari. Perhitungan tersebut menyesuaikan dengan hari dan penanggalan masehi, yakni senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu dan minggu dangan penanggalan jawa, yakni wage, pon, kliwon dan pahing. Kedua perhitungan itu dapat menghasilkan kombinasi penyebutan hari yang khas dari masyarakat Jawa Tengah, seperti senin pon, selasa wage dan sebagainya. Tujuan dari tradisi wetonan adalah agar bayi yang baru lahir terhindari dari segala marabahaya dan mendapatkan rezeki serta keuntungan yang lebih.

2. Tradisi Sadranan

Tradisi yang kedua ini merupakan upacara yang di laksanakan oleh masyarakat Jawa Tengah pada bulan Jawa Islam Ruwah, tepatnya sebelum bulan puasa Ramadhan. Pelaksanaan upacara ini di lakukan dengan ziarah kubur ke makam dan di sertai dengan penaburan bunga atau nyekar serta doa bersama. Hal ini menjadi salah satu bagian yang penting karena sudah ada sejak dahulu dan turun temurun sampai saat ini. Selain itu, untuk menghormati leluhur dan menjadikan ungkapan wujud syukur kepada sang pencipta. Tradisi nyadran biadanya di laksanakan mulai pada 15, 20 dan 23 Ruwah yang memiliki ciri khasnya di setiap daerah. Masyarakat bersama-sama membersihkan makam dan membawa bungkusan makanan dari hasil bumi atau di sebut dengan sadranan.

gambar by gramedia.com

3. Upacara Ruwatan

Upacara yang ketiga ini adalah ritual penyucian yang masih di laksanakan hingga saat ini oleh sebagian besar suku di Jawa Tengah maupun Bali. Dalam bahasa Jawa, ruwit memiliki arti yang sama dengan kata luwar yang maknanya adalah di bebaskan atau di lepaskan. Selain itu, juga bermakna untuk dapat membesarkan dan melepaskan seseorang dari hukuman yang di berikan oleh sang kuasa yang dapat menimbulkan marabahaya. Makna lainnya juga memohon dengan sepenuh hati supaya orang yang sedang melukan tradisi ruwat dapat melepaskan dari marabahaya dan memperoleh keselamatan diri. Untuk itu, upacara ini memberikan harapan untuk dapat melindungi manusia dari segala macam bahaya yang berada di sekitarnya. Bahkan, hingga saat ini sangat di percaya masyarakat Jawa da Bali karena dapat berpengaruh kepada keselamatan seseorang.

Gambar by gramedia.com

Demikian penjelasan menarik di atas yang dapat di sampaikan tentang 3 tradisi Jawa Tengah yang masih di lestarikan. Semoga setelah membaca pembahasa artikel ini, Anda dapat memahami dengan baik, menjadikan tambahan referensi, menambah pengetahuan dan juga wawasan. Serta kedepannya, dapat bermanfaat dan bisa menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.