Gourmetamigurumi.com — Sampah organik dan anorganik tentu sangat berbeda dalam pengelolaannya. Organik bisa diartikan sebagai sisa-saia atas buangan sampah yang dihasilkan dari makhluk hidup dan secara otomatis, hal tersebut akan mengalami pembusukan. Sedangkan anorganik, telah menjadi limbah yang asalnya non hayati atau berwujud sintetik maupun buangan hasil dari olahan tambang.
Untuk mengetahui lebih jelas terkait keduanya ( organik dan non-organik ). Maka, kamu bisa lihat pembahasan lebih lanjut pada bacaan berikut.
Sampah Organik dan Anorganik Sesuai Asalnya
Untuk bisa membedakan kedua sampah ini, maka kamu mampu memulainya dengan tempat asal ataupun sumbernya. Organik biasanya berasal dari sisa makhluk hidup, contohnya : kotoran binatang, daun, ranting, kayu, sisa makanan, buah, sayuran dan lainnya. Di mana, seluruh sifatnya memang mudah membusuk serta mudah diuraikan.
Sementara untuk anorganik, kegiatan produksi maupun segala macamnya berasal dari aktivitas manusia. Yang mana komponen di dalamnya sudah termasuk dari pencampuran senyawa kimia di dalam menghasilkan sampah tersebut. Contohnya : berasal dari plastik, kaca, botol minum, bungkus makanan dan jenis lainnya.
Kemudahan dalam Dekomposisi
Apakah setiap limbah mudah di uraikan ? untuk jenis organik, limbah ini memiliki sifat urai yang tinggi. Sebab, asal muasalnya dari makhluk hidup dan membuatnya menjadi mudah untuk di uraikan oleh mikroorganisme. Lain lagi dengan anorganik, yang mana sifatnya cenderung sulit untuk bisa diuraikan. Paling tidak membutuhkan waktu puluhan atau bahkan hingga ratusan tahun agar bisa benar-benar terurai dengan baik. Tentu saja dampak buruk bisa terjadi akibat limbah tersebut, terutama pada lingkungan maupun kesehatan makhluk hidup.
Melihat dari Jenis Sampahnya
Ada beberapa contoh limbah yang masuk ke dalam jenis organik, yakni sisa makanan, daun serta ranting yang berguguran, bangkai binatang, sisa sayur mayur dan buah, tinja, maupun contoh lainnya. Sementara itu, untuk beberapa jenis limbah anorganik biasanya sudah masuk ke dalam contoh botol minuman, pecahan kaca, bungkus makanan, sampah plastik, elektronik rusak, kresek, ban bekas, besi, logam, dan beberapa jenis lainnya yang mana tidak berasal dari makhluk hidup.
Sampah Organik dan Anorganik Berbeda dalam Mengelolanya
Terakhir adalah melihat seperti apa perbedaan dalam pengelolaannya. Satu hal yang utama dan pasti, kamu terlebih dulu wajib memisahkan antara sampah organik dengan anorganik. Sehingga, dalam hal ini para petugas pembersih maupun mesin pembersih bisa melakukan sortir daur ulang menjadi semakin mudah.
Sistem daripada olah limbah memang di ciptakan demi bisa menangani keduanya, namun caranya tetap berbeda. Untuk organik, biasanya sangat mudah di olah karena mampu diurai dengan mudah melalui bantuan mikroorganisme. Seperti : menimbunnya saja dengan tanah galian, maka mikroorganisme bisa melakukan dekomposisi dengan sendirinya. Sedangkan untuk anorganik, kamu bisa melakukan daur ulang dan jadikan saja bahan-bahan tersebut menjadi produk dengan value tinggi.
Metode Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik
Limbah yang kamu miliki sudah harus di olah menggunakan beberapa metode yang paling aman nan sesuai. Sehingga, di akhir tidak menimbulkan sebuah kerugian. Berikut ini ada beberapa metode paling umum yang biasa di lakukan dalam pengelolaan kedua limbah sampah tersebut. Mulai dari :
1.1 Melakukan metode open dumpling → cara yang di lakukan adnaya dengan menimbunnya di suatu lahan terbuka tanpa adanya perlakuan maupun pengelolaan khusus pada limbah.
2.2 Melakukan metode penimbunan terkendali → cara ini merupakan sistem update dari sebelumnya. Dalam artian, kamu bisa menggabungkan antara sistem open dumpling dengan urug saniter.
3.3 Melakukan metode urug saniter → dimana sampahnya akan di biarkan sampai di timbun lebih dulu, lalu di padatkan dan ditutupi dengan tanah sampai menjadi penutup utamanya. Biasa akan disediakan lubang galian demi bisa memendamnya di dasar tanah.
Komentar Terbaru