Penyebab dan Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil

Pernahkah aktivitas kamu terganggu karena sering buang air kecil? Meskipun terkesan sepele, namun menahan kebelet kencing adalah hal yang sebaiknya di hindari. Adapun frekuensi buang air kecil setiap harinya adalah 4 sampai 8 jam. Sehingga jika kamu mengalami buang air kecil lebih dari itu, berarti ada penyebab tertentu yang harus di atasi.

Selain itu biasanya jika kamu terlalu banyak minum air, minum menjelang tidur, atau mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein, itu juga adalah salah satu penyebab frekuensi buang air kecil meningkat.

Namun bagaimana jika kamu tidak melakukan ketiga hal di atas? Ada berbagai penyebab kenapa kamu sering melakukan buang air kecil. Berikut akan di jelaskan secara rinci !

Penyebab sering buang air kecil

Seperti pada penjelasan sebelumnya, ada beberapa penyebab kenapa seseorang sering buang air kecil.

1. Terjadi infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih adalah penyebab yang paling umum terjadi. Di mana kondisi tersebut terjadi saat bakteri sedang menyerang saluran kemih hingga menyebabkan peradangan dan membuat kandung kemih tidak bisa menahan kencing. Adapun gejala dari infeksi saluran kemih sendiri adalah demam dan nyeri perut bagian bawah dan pinggang.

2. Kandung kemih yang overaktif

Penyebab selanjutnya dari seseorang yang sering buang air kecil adalah kandung kemih overaktif. Hal ini bisa saja terjadi terutama saat kandung kemih berkontraksi secara berlebihan bahkan saat urine belum penuh sekalipun. Sehingga jika hal itu terjadi maka penderita akan lebih sering buang air kecil. Selain itu kandung kemih yang overaktif juga di tandai dengan keinginan untuk berkemih yang sulit di tunda hingga terbangun saat malam hari hanya untuk buang air kecil.

3. Batu Ginjal

Bisa jadi sering buang air kecil di sebabkan oleh batu ginjal. Namun yang perlu di ketahui adalah gejala awal muncul pada penderita batu ginjal adalah mual dan muntah. Selain itu biasanya akan merasakan sakit perut bagian bawah, sakit saat buang air kecil, kecil yang keruh atau bahkan berdarah.

4. Kehamilan

Bagi wanita hamil, terutama saat memasuki trimester pertama akan cenderung lebih sering buang air kecil. Hal ini terjadi di karenakan perkembangan uterus yang menyebabkan kandung kemih menjadi tertekan. Bahkan tidak hanya memasuki trimester pertama saja, keseringan buang air kecil bisa terjadi saat trimester ketiga karena kondisi kepala bayi sudah memasuki area pinggul.

5. Infeksi ginjal

Sebagai informasi tambahan, adapun infeksi ginjal seringkali terjadi karena infeksi yang ada di kandung kemih sudah menyebar hingga ke ginjal. Bahkan gejala tersebut akan muncul 2 hari setelah penderita terinfeksi. Adapun gejala dari infeksi ginjal bisa meliputi keseringan buang air kecil, demam, nyeri punggung, bahkan hingga sensasi terbakar saat buang air kecil.

6. Efek obat

Gejala lainnya yang bisa saja menyebabkan keseringan buang air kecil adalah efek obat yang sedang di konsumsi. Terutama pada penggunaan obat diuretik yang bertujuan untuk membuang cairan berlebih dalam tubuh. Adapun jenis obat diuretik biasa digunakan untuk hipertensi atau penumpukan cairan.

Cara mengatasi sering buang air kecil

Bagaimana cara mengatasi sering buang air kecil? Setelah mengetahui apa saja yang menjadi penyebabnya, sekarang penting untuk kamu mengetahui bagaimana cara mengatasi buang air kecil.

1. Melakukan senam kegel

Senam kegel bermanfaat untuk membuat otot yang ada disekitar kandung kemih menjadi kuat. Dengan begitu secara tidak langsung akan mengurangi dorongan untuk buang air kecil. Adapun cara yang bisa dilakukan yakni dengan mengendalikan kandung kemih dengan latihan yang berfokus pada otot panggul.

2. Melatih kandung kemih

Cara lainnya yang bisa di lakukan untuk mengatasi sering buang air kecil adalah melatih kandung kemih terutama dalam mengendalikan waktu saat buang air kecil. Latihan ini bertujuan agar kandung kemih bisa menahan kencing lebih lama.

Jika sudah melakukan beberapa cara di atas namun buang air kecil masih sering frekuensinya. Maka jalan terakhir yang harus di lakukan adalah dengan berkonsultasi ke dokter. Sehingga nantinya dokter bisa memberikan diagnosa yang tepat sekaligus cara penanganannya.

Baca Juga :

***