Mengenal Daya Tarik Rumah Adat Suku Sasak yang Anti Gempa

Gourmetamigurumi.com – Rumah adat sasak. Suku sasak terkenal kaya akan nilai budaya dan peninggalan. Salah satu karya yang terkenal adalah kain songket. Memiliki keindahan memukau, rupanya tidak hanya kain songket saja yang bisa di temukan melainkan juga rumah adat.

Nah berbicara mengenai rumah adat, suku sasat memiliki rumah yang biasa di sebut dengan Bale. Ada banyak keunikan sekaligus keunggulan dari Bale yang bahkan di klaim tahan gempa. Penasaran apa saja keunikan Bale atau rumah ada suku sasak? Nah pada artikel kali ini akan di berikan penjelasannya.

Rumah adat sasak

Rumah adat sasak merupakan tempat tinggal tradisional bagi warga suku sasak. Di mana sekaligus menjadi warisan budaya, kamu bisa menemukannya di berbagai desa di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Seperti salah satunya desa Bale, bahkan ada beberapa jenis rumah ada suku sasak yang penting untuk diketahui.

Adapun beberapa jenis rumah adat suku sasak di antaranya adalah bale tani, bale jajar, bale sekepat, sekenam, bale bonter, bale beleq bencingah, dan bale tajuk.

Selain itu biasanya rumah adat suku sasak sendiri memiliki 2 lantai. Di mana lantai pertama untuk laki-laki dan orang tua sedangkan lantai kedua di untuk anak gadis atau pasangan yang sudah menikah. Menariknya lagi tidak hanya kamar saja, melainkan di rumah adat suku sasak terdapat ruangan khusus untuk jenazah dari setiap anggota keluarga sebelum di semayamkan.

Daya tarik rumah adat suku sasak

Ada berbagai daya tarik dari rumah adat suku sasak. Penting untuk diketahui berikut adalah beberapa daya tariknya :

1. Tahan terhadap goncangan gempa

Rumah adat suku sasak memang di bangun dengan konstruksi yang anti gempa. Hal tersebut memang sudah di lakukan sejak turun temurun. Selain itu penggunaan balok kayu dengan kualitas bagus di tanam dengan kuat pada tanah sehingga membuat dasar pondasi yang cukup baik dalam menahan goncangan.

2. Arsitektur vernakular

Daya tarik lainnya yang ada pada rumah adat suku sasak adalah penggunaan arsitektur vernakular. Di mana pada tampilan luar rumah adat ini terbilang cukup unik dengan atap yang tertutup jerami berbentuk semi segitiga. Rumah adat suku sasak sendiri memang banyak menggunakan bahan dari alam dengan gaya arsitektus vernakular. Beberapa material yang sering di gunakan adalah kayu, bambu, jerami, dan alang-alang.

3. Aturan tata letak

Masyarakat sekitar mempercayai bahwa rumah tidak boleh di bangun secara berlawanan arah dengan rumah lain. Oleh karena itu letak bangunan di sana sengaja di buat sejajar antara 1 dengan yang lainnya. Bahkan setiap ukuran juga harus di buat sama dan tidak boleh mencolok sendiri. Sehingga jika hal tersebut terjadi maka dianggap pelanggaran terhadap konsep yang di nilai sebagai perbuatan melawan tabu.

4. Tipe bangunan

Sebagai informasi tambahan, rumah tradisional suku sasak memiliki setidaknya 3 tipe bangunan yakni bale bonter, bale kodong, dan bale tani. Bale bonter mmerupakan rumah yang ditujukan untuk pejabat desa. Kemudian bale kodong digunakan untuk warga yang baru menikah atau tempat peristirahatan orang tua jika ingin menghabiskan masa tuanya. Sedangkan pada bale tani digunakan sebagai tempat tinggal bagi warga suku sasak yang sudah berkeluarga.

Selain itu rumah adat satu ini tidak memiliki banyak pintu. Dimana biasanya setiap jenis rumah hanya memiliki 1 pintu utama didepan untuk menghubungkan area dalam dan area luar. Adapun pintunya terbuat dari rangka bambu dan tidak terlalu tinggi.

5. Pondasi lantai dari kotoran kerbau

Percaya atau tidak, nyatanya pondasi lantai dari rumah tradisional suku sasak terbuat dari beberapa campuran yakni tanah liat, abu jerami, bahkan hingga kotoran kerbau. Hal ini di karenakan masyarakat sekitar percaya bahwa kotoran kerbau bisa membersihkan lantai dari debu, mengusir serangga, dan membuat permukaan terlihat lebih halus.

6. Harus dibangun di hari baik

Untuk membangun rumah tradisional suku sasak, maka masyarakat harus menemukan hari yang baik terlebih dahulu. Adapun pencarian hari baik biasanya di dasarkan pada sistem kalender tradisional yang bernama rowot. Untuk kamu yang belum tahu, rowot merupakan kalender yang di buat berdasarkan pengamatan bintang rowot atau gugus bintang pleiades. Biasanya pemilik rumah akan melakukan diskusi terlebih dahulu dengan kepala adat.

Nah itulah ulasan mengenai rumah tradisional suku sasak yang penting untuk diketahui. Meskipun semua sudah modern, namun masyarakat suku sasak sendiri masih menjunjung tinggi nilai budaya sehingga tidak merubah bentuk dari keindahan rumah adat mereka.

Baca Juga :

***