Gourmetamigurumi.com – Aturan Bilangan Oksidasi. Bilangan oksidasi atau di sebut dengan biloks merupakan bilangan yang menyatakan banyaknya elektron yang di lepaskan (tanda positif) dan di terima suatu atom dalam pembentukan suatu senyawa (tanda negatif). Dalam menentukan bilangan tersebut tidak boleh di lakukan dengan sembarangan karena ada beberapa aturan yang harus di terapkan. Kemudian, bilangan tersebut juga di gunakan untuk menemukan nilai dari bilangan atom pada suatu molekul dan senyawa. Untuk itu, dalam proses mencari nilai tersebut harus di ketahui bilangan oksidasi dari unsur atom lain dengan sifat yang standar. Lalu, bagaimana aturan dari bilangan tersebut? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel di bawah ini.
Aturan Bilangan Oksidasi
Dalam mempelajari ilmu kimia, tentunya tidak jauh dari pemahaman mengenai oksidasi. Kemudian, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyatakan bahwa oksidasi merupakan penggabungan suatu zat dengan oksigen. Di mana, oksidasi merupakan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, dan ion. Berikut ini adalah beberapa aturan dari bilangan tersebut yang penting untuk di ketahui, antara lain:
1. Bilangan Unsur Bebas
Pertama adalah bilangan oksidasi unsur bebas atau 0 yang terbagi menjadi dua bagian, yakni atom dan molekul. Adapun contohnya, antara lain:
Unsur bebas berbentuk atom
- Bilangan oksidasi C dalam C = 0
- Bilangan oksidasi Ca dalam Ca = 0
- Bilangan oksidasi Cu dalam Cu = 0
- Bilangan oksidasi Na dalam Na = 0
- Bilangan oksidasi Fe dalam Fe = 0
- Bilangan oksidasi Al dalam Al = 0
- Bilangan oksidasi Ne dalam Ne = 0
Unsur bebas berbentuk molekul
- Bilangan oksidasi H dalam H2 = 0
- Bilangan oksidasi O dalam O2 = 0
- Bilangan oksidasi Cl dalam Cl2 = 0
- Bilangan oksidasi P dalam P4 = 0
- Bilangan oksidasi S dalam S8 = 0
2. Bilangan Ion Monoatom (1 atom) dan Poliatom (lebih dari 1 atom) sama dengan muatan ionnya.
Kedua, dalam bilangan oksidasi ini, terdiri dari 1 atom dengan poliatom yang memiliki lebih dari satu atom. Kemudian, semuanya harus di sesuaikan dengan jenis ion. Adapun contohnya, antara lain:
- Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Ca2+, Al3+, Cl–, dan 02- berturut-turut +1,+2, +3, -1 dan -2.
- Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+, SO42-, PO43- berturut-turut +1,-2, dan -3.
3. Bilangan Oksidasi Unsur Golongan
Ketiga, bilangan oksidasi pada golongan ini terdiri dari logam IA, IIA, IIIA. Kemudian, harus di sesuaikan dengan golongan yang ada atau masing-masing dari golongan tersebut. Adapun contohnya, antara lain:
- Bilangan oksidasi IA = H, LI, Na, K, Rb, Cs, Fr = +.
- Bilangan oksidasi Na pada senyawa NaCl adalah +1.
4. Bilangan Oksidasi Unsur Golongan Transisi
Keempat, dalam bilang oksidasi yang satu ini termasuk dalam golongan b, yakni lebih satu atom. Kemudian, hal ini dapat di lakukan dengan memahami bilangan oksidasi unsur dan harus mengamati dengan seksama. Adapun contohnya, antara lain:
- Bilangan oksidasi Cu yang terdiri dari +1 dan +2.
- Bilangan oksidasi Au yang terdiri dari +1 dan +3.
- Bilangan oksidasi Sn yang terdiri dari +3 dan +4.
Demikian penjelasan menarik di atas yang dapat di sampaikan tentang aturan bilangan oksidasi yang penting untuk diketahui. Semoga setelah membaca pembahasan artikel ini, Anda dapat memahami dengan baik, menjadikan tambahan referensi, menambah pengetahuan dan juga wawasan. Kemudian, kedepannya dapat bermanfaat dan bisa menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Komentar Terbaru