Kapal Layar Tradisional Asal Indonesia

8 Nama Kapal Layar Tradisional Asal Indonesia

Gourmetamigurumi.comKapal layar tradisional asal Indonesia. Indonesia di kenal memiliki wilayah laut yang sangat luas di bandingkan daratan. Untuk itu, di juluki dengan negara maritim. Tidak heran jika memiliki banyak jenis kapal layar tradisional dan pelaut yang handal. Selain itu, kapal tersebut menjadi alat transportasi yang di buat dengan desain sederhana secara manual yang ilmunya berasal dari nenek moyang turun temurun. Bahan dasar pembuatannya yakni, kayu dan di gerakkan dengan dayung oleh manusia. Walaupun sudah banyak kapal modern, namun tidak menjadi suatu halangan untuk di gunakan oleh masyarakat dalam mencari ikan, sewa pariwisata dan lain sebagainya.

Gambar by kumparan.com

Daftar Nama Kapal Layar Tradisional Asal Indonesia

Dengan julukan negara maritim, Indonesia juga terkenal dengan pelaut dan nelayan yang piawai dalam menangkap ikan. Berikut ini terdapat nama-nama kapal layar tradisional yang banyak di gunakan dan berasal dari Indonesia, antara lain:

1. Pinisi (Sulawesi Selatan)

Kapal Pinisi ini memiiki ukuran besar dengan cirinya, yakni dua tiang utama dan tujuh layar. Kapal ini menjadi khas suku Bugis yang pembuatannya berada di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Selain itu, juga di gunakan sebagai kapal kargo untuk mengangkut barang. Mulai dari hasil bumi, kayu, dan sebagainya. Namun, sekarang berubah fungsi menjadi kapal pesiar untuk pariwisata.

Gambar by regional.kompas.com

2. Pencalang (Riau)

Kapal pencalang banyak di gunakan untuk berlayar di seluruh nusantara. Kapal ini di kenal dengan sebutan pantchiallang atau pantjalang. Awal mulanya di gunakan oleh orang dari wilayah Riau dan Semenanjung Melayu, namun lambat laut pembuatan kapal tersebut di tiru oleh daerah lain. Selain itu, juga mendapatkan julukan lancang kuning yang memiliki ciri khas hiasan naga pada bagian anjungan dan buritan. Untuk fungsinya, kapal ini khusus di gunakan sebagai kendaraan raja dan sultan.

3. Pledang (Nusa Tenggara Timur)

Kapal ini hanya bisa di buat oleh orang yang ahli membuat pledang, yakni Atamolo. Selain itu, juga di gunakan setahun sekali pada saat musim perburuan ikan paus untuk menangkap koteklema. Kapal ini menjadi sebutan khas suku Lamelera yang berada di Pulau Lembata, Flores, Nusa Tenggara Timur.

4. Padewakang (Sulawesi Selatan)

Kapal Padewakang merupakan nama kapal tradisional yang berasal dari Suku Mandar, tepatnya di pesisir Sulawesi Selatan. Kapal ini di gunakan VOC untuk patroli dan sebagai pengantar surat.

5. Sandeq (Sulawesi Barat)

Kapal ini merupakan salah satu yang tercepat di Dunia. Selain itu, juga masih di lestarikan dan di perlombakan dalam acara Sandeq Race di setiap tahunnya. Kapal tradisional ini berasal dari Suku Mandar, tepatnya di pesisir Sulawesi Barat. Nama sandeq di ambil dari bahasa Mandar yang artinya runcing. Serta memiliki beberapa jenis, antara lain Parroppong, Pallarung, Potangga dan Pangoli.

6. Pakur (Sulawesi Barat)

Kapal ini awalnya di kenal dengan sandeq, tetapi masyarakat menyebutnya dengan pakur. Walaupun begitu, terdapat perbadaan antara keduanya, yakni layar berbentuk segiempat atau di sebut dengan tanjaq yang menjadi bentuk khas daerah Austronesia.

7. Jukung (Kalimantan Selatan)

Kapal jukung di gunakan oleh masyarakat sebagai alat transportasi, menangkap ikan, sarana perdangan dan lain sebagainya. Terdapat tiga jenis kapal ini, antara lain Jukung Patai, Jukung Sudur, dan Jukung Betambit. Selain itu, menjadi kapal khas suku Banjar, Kalimantan Selatan.

8. Kora-Kora (Maluku)

Kapal ini biasa di gunakan untuk berperang, karena di lengkapi dengan meriam. Selain itu, juga terdapat banyak dayung agar dapat dengan cepat menghindari serangan musuh. Kapal kora-kora di buat oleh Suku Banda, tepatnya di Maluku.

Gambar by mantabz.com

Demikian penjelasan menarik di atas yang dapat di sampaikan mengenai 8 nama kapal layar tradisional asal Indonesia. Semoga setelah membaca artikel ini, Anda dapat memahami dengan baik, menjadikan tambahan referensi, pengetahuan dan juga wawasan. Serta kedepannya, dapat bermanfaat dan bisa menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.