Gourmetamigurumi.com – Ciri khas gudeg — Saat berbicara mengenai gudeg, pasti yang terlintas oleh kamu ini adalah makanan khas dari daerah Jawa Tengah, Yogyakarta. Di mana daerah tersebut sudah di kenal baik sebagai tempat destinasi terfavorit di Indonesia. Selain Bali, pasti banyak wisatawan yang akan mengunjungi Yogyakarta. Bukan hanya untuk melihat pesona keindahan alamnya saja, namun juga mencari ciri khas tersendiri atas wilayahnya.
Saat tiba di Yogyakarta, pasti kamu akan mendapat tawaran atas berbagai macam jenis wisatanya. Seperti : wisata budaya, wisata sejarah, hingga wisata kuliner bisa kamu temui dengan mudahnya. Nah, salah satu wisata kuliner terkenal di daerah tersebut selain Bakpia adalah Gudeg.
Melihat Ciri Khas Gudeg dari Sejarahnya
Gudeg adalah salah satu nama makanan paling khas dari Indonesia. Masakannya sendiri berasal dari provinsi Jawa Tengah, atau lebih tepatnya dari Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ). Nah dalam perkembangannya, masyarakat sudah mengenal kalau Gudeg ini berasal dari Yogyakarta. Sehingga, mereka sampai detik ini menjuluki Yogya sebagai Kota Gudeg.
Sejarah awalnya, gudeg yang berasal dari Yogyakarta ini telah dimulai bersamaan dengan berdirinya kerajaan Mataram Islam di kawasan alas Mentaok, Kotagede pada tahun 1500 silam.
Walau begitu, gudeg bukan berarti asalnya dari kerajaan ya, melainkan asli dari masyarakat. Pada abad ke 19, belum banyak yang berjualan gudeg di daerah tersebut. Masa populer dari gudeg dan sudah banyak di perjual belikan sejak tahun 1940 silam. Kurang lebih ketika masa Presiden Soekarno membangun Universitas Gadjah Mada, sampai dengan detik ini.
Ciri Khas Gudeg yang Berbeda-Beda
Gudeg menjadi makanan yang berbahan dasar nangka muda mentah / orang jawa biasanya menyebut dengan Gori. Untuk membuatnya, di perlukan waktu berjam-jam. Gudeg sendiri di masak dengan tambahan gula aren dan juga santan. Tidak lupa di sertai oleh pemakaian rempah-rempah termasuk menggunakan bawang putih, bawang merah, kemiri, ketumbar, lengkuas, dan ditutup dengan daun salam serta daun jati. Bukan sebagai perasa, melainkan kegunaan daun jati sebagai pewarna alami pada masakannya.
Dengan berbagai macam jenis campuran bumbu ini, rasa gudeg tentu saja menjadi tambah lezat. Intinya, rasa tersebut benar-benar menyesuaikan bahwa makanannya berasal dari daerah Jawa Tengah. Jika di perhatikan, warna gudeg pada umumnya adalah kecoklatan, yang mana itu hasil dari daun jati. Cara makannya, gudeg biasa di campur dengan nasi, lalu tambahan ayam kampung, telur, tempe tahu, dan yang paling khas adalah sambal goreng krecek.
2 Ciri Khas Gudeg Yogyakarta dan Solo Surakarta
Di bawah ini ada 2 ciri khas dari masakan gudeg yang bisa kamu ketahui. Di mulai dari Yogyakarta, dan di tutup oleh Solo Surakarta :
1. Gudeg Yogyakarta → biasanya gudeg ini memiliki tipe yang basah berkuah dan kering. Untuk gudeg kering, santan yang di hasilkan sedikit. Sedangkan untuk gudeg basah, santannya sangat melimpah. Mengenai rasa, gudeg Yogyakarta memiliki rasa jauh lebih manis, lebih kering, dan warnanya merah kecoklatan. Itu semua akibat peresapan dari daun jati yang di masak secara bersamaan dalam satu wadah.
2. Gudeg Solo Surakarta → biasanya gudeg ini akan jauh lebih berair dan pekat. Di dalamnya juga memiliki banyak sekali santan, lalu untuk warna biasanya keputihan. Mengapa berbeda ? itu semua karena, gudeg Solo tidak ada penambahan daun jati saat memasaknya. Memang, gudeg Yogyakarta sering di sebut dengan Gudeg Merah, sedangkan Gudeg Solo adalah Gudeg Putih. Mengenai rasa, gudeg Solo jauh lebih pedas dan panas di bandingkan dengan Yogyakarta yang cita rasanya manis.
Kurang lebih itulah penjelasan mengenai ciri khas gudeg Yogyakarta maupun gudeg Solo Surakarta. Semoga saja dengan adanya artikel di atas, bisa membantu kamu dalam memahami seperti apa makanan tradisional yang berasal dari daerah Jawa ini.
Komentar Terbaru