investasi reksadana

Kenali Investasi Reksadana Profit Menarik

Reksadana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal. Khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana merupakan sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal. Selain itu juga mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.

Selain itu reksadana juga dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Umumnya, reksadana merupakan wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya menjadi portofolio efek oleh manajer investasi.

Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut ada dalam portofolio efek, dan ketiga, manajer investasi sebagai pengelola dana. Dengan demikian, dana yang ada dalam reksadana merupakan dana bersama para pemodal. Sedangkan manajer investasi adalah pihak mengelola dana tersebut.

Jenis-Jenis Reksadana

Sebelum memulai investasi, ada baiknya Anda juga mengenal terlebih dahulu jenis-jenis reksadana. Adapun beberapa jenis reksadana sebagai berikut:

a. Reksadana pendapatan tetap

Reksadana pendapatan tetap yaitu jenis reksadana yang dana atau uang investasinya teralokasikan ke obligasi minimal 80%. Return-nya lebih besar dari reksadana pasar uang, umumnya mencapai 10% per tahun

b. Reksadana pasar uang

Adalah reksadana yang seluruh dananya terinvestasikan pada deposit, SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan obligasi. Jangka waktu jatuh tempo jenis reksadana ini kurang dari satu tahun. Reksadana pasar uang relatif lebih aman daripada jenis reksadana lain tetapi potensi keuntungannya juga lebih sedikit.

c. Reksadana terproteksi

Reksadana terproteksi hampir sama dengan reksadana pendapatan tetap, di mana dana yang ada masuk ke dalam instrumen obligasi yang memberikan perlindungan atas nilai investasi pada saat jatuh temponya. Layaknya namanya, reksadana ini memiliki tingkat perlindungan sebesar 100% pada pokok nilai investasinya jika Anda akan mencairkan dana sesuai dengan jangka waktu.

d. Reksadana saham

Reksadana saham akan menempatkan dana investasi pada saham minimal sebesar 80%. Karenanya, Anda akan berpotensi mendapatkan keuntungan yang paling besar jika Anda membandingkannya dengan reksadana lain. Namun, perlu Anda ingat juga resiko yang ada juga lebih besar karena ‘high risk high return’.

e. Reksadana campuran

Seperti namanya, reksadana campuran menempatkan dana investasi ke instrumen campuran seperti saham, obligasi, dan deposito. Return dari reksadana ini akan lebih besar dari reksadana pendapatan tetap dan lebih kecil tetapi juga memiliki resiko yang tinggi karena akan berinvestasi pada saham.

Keuntungan Reksadana

  1. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko.
  2. Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk Anda beli bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dan tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut.
  3. Efisiensi waktu. Pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah menjadi tugas manajer investasi tersebut.

Kekurangan Reksadana

  1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan
    Hal ini berdasarkan turunnya harga dari efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut.
  2. Risiko Likuiditas
    Hal ini menyangkut kesulitan manajer investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang mereka pegang. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.
  3. Risiko Wanprestasi
    Risiko ini merupakan risiko terburuk, dan dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang buruk, seperti wanprestasi.